Tugas Makalah
Kebudayaan Arab
Dosen pembimbing:
Dr.Fadlil Munawwar Manshur,M.S
PERKEMBANGAN
PEREKONOMIAN DUBAI
Muhammad Rizky
11/318385/SA/15921
Sastra Asia Barat
FIB UGM
BAB I
PENDAHULUAN
SEJARAH SINGKAT
Pada tahun 1833 sekelompok suku Bani Yas yang dipimpin oleh
keluarga Maktoum bermukim di sekitar muara sungai kecil (creek) di pantai utara semenanjung Arab yang dinamakan Dubai. Dubai pada awalnya
merupakan tempat perdagangan ikan, mutiara dan hasil laut lainnya. Puluhan
tahun kemudian, Dubai berkembang menjadi pelabuhan alami karena teluk dan creek
memudahkan kapal laut membongkar muat barang ke daratan. Pada awal abad ke-20,
Dubai menjelma menjadi pelabuhan laut yang ramai dikunjungi oleh
pedagang-pedagang dari India, Iran, Arab Saudi dan negara disekitar Teluk
lainnya dengan jenis komoditi yang mulai beragam. Souk (bahasa Arab yang
artinya pasar) mulai menjamur di sepanjang creek terutama di daerah Deira.
Deira adalah wilayah perdagangan sebelah barat creek sedangkan sebelah timur
dinamakan Bur Dubai. Pada tahun 1950 creek mulai dangkal karena tertimbun
lumpur akibat banyaknya kapal laut yang berlabuh. Emir Dubai saat itu yaitu
Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum memutuskan untuk memperdalam creek untuk
memudahkan lalu lintas kapal laut. Saat itu pekerjaan tersebut adalah sangat
berat dan memerlukan biaya yang besar. Namun hasil jerih payah itu terlihat
dari perkembangan Dubai sebagai pelabuhan dagang yang terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Sewaktu ditemukannya ladang minyak di Dubai
pada tahun 1966, pemerintah Dubai memanfaatkan pendapatan dari penjualan minyak
untuk pembangunan infrastruktur. Pembangunan besar - besaran segera dimulai
pada awal tahun 1967 yaitu bangunan sekolah, rumah sakit, jalan raya, jaringan
telekomunikasi modern dan bandar udara internasional yang dapat menampung semua
jenis pesawat. Disamping itu Sheikh Rashid juga memerintahkan untuk membangun
pelabuhan laut di Jebel Ali disamping pelabuhan laut yang sudah ada di Dubai.
Pelabuhan laut Jebel Ali merupakan pelabuhan buatan manusia terbesar di dunia
hingga saat ini. Sadar akan keterbatasan cadangan minyak yang hanya sebesar 4
milyar barel, Sheikh Rashid telah melihat potensi Dubai untuk menjadi pusat
perdagangan internasional di kawasan Timur Tengah. Kiat pembangunan Dubai
adalah kepemimpinan yang transparan, infrastruktur yang berkulitas tinggi,
iklim usaha yang nyaman bagi para ekspatriat, tidak ada pengenaan pajak
pendapatan perorangan dan perusahaan dan tarif bea masuk barang impor yang
rendah. Kiat tersebut ternyata berhasil membawa Dubai menjadi pusat perdagangan
dan investasi serta pariwisata yang paling diminati di kawasan. Letak geografis
Dubai menjadi salah satu keuntungan dalam perkembangannya menjadi hub
perdagangan antara Asia dan Afrika serta Eropa
BAB II
PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN
Dari ketujuh
emirat PEA, Dubai merupakan penyumbang terbesar bagi pendapatan negara dari
sektor non migas. Setelah ditemukannya ladang minyak di Dubai pada tahun 1966,
Dubai mulai merubah wajah perekonomiannya menjadi salah satu pusat perdagangan
dunia dengan fasilitas yang serba modern. Dari jumlah cadangan minyak PEA
sebesar 97,8 milyar barel (sebagian besar terdapat di Emirat Abu Dhabi),
cadangan minyak Dubai hanya sebesar 4 milyar barel. Sadar akan keterbatasan
sumber daya alam yang lambat laun akan habis, Dubai sejak awal berupaya untuk
tidak menggantungkan sumber pendapatannya dari sektor migas. Penggunaan
pendapatan dari sektor minyak hanya digunakan untuk pembangunan sarana
infrastruktur guna menjadikan Dubai sebagai kota lalu lintas perdagangan
internasional. Industri manufaktur, pariwisata dan sektor jasa meningkat dengan
cepat sehingga pertumbuhan ekonomi juga melaju dengan pesat.
Dalam menjalankan
roda perekonomiannya, pemerintah Dubai bertekad untuk berlaku secara liberal,
menerapkan pasar bebas dan menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk
aktifitas perdagangan. Dubai adalah emirat terbesar setelah Abu Dhabi dengan
stabilitas politik yang terus terjaga. Dubai dan seluruh emirat PEA terbuka
untuk semua kegiatan perdagangan dari seluruh negara di dunia kecuali Israel.
Campur tangan pemerintah pada sektor swasta sangat sedikit. Tidak ada pengenaan
pajak secara langsung pada pendapatan perusahaan maupun perorangan, kecuali
untuk perusahaan minyak yang dikenai pajak dari laba bersih yang diperoleh di
Dubai. Biaya masuk sangat rendah yaitu sebesar 5% dan itupun dengan banyak
pengecualian, terdapat kebebasan memindahkan modal, tidak ada kontrol atas
penukaran valuta asing, kuota perdagangan dan adanya nilai tukar tetap untuk
UAE Dirham terhadap US$ yaitu 1 US$ ekuivalen dengan 3,678 Dirham.
Emirat Dubai
termasuk cepat dalam upaya melepaskan diri dari ketergantungan akan migas. Pada
tahun 2003 kontribusi sektor migas dalam pendapatan emirat ini hanya sebesar 7%
dari GDP, bandingkan dengan tahun 1985 dimana 50% GDP berasal dari migas.
Pemerintah Dubai bertekat untuk terus mengurangi pemasukan dari sektor minyak
sehingga mencapai kurang dari 1% pada tahun 2010. Dengan demikian fluktuasi
harga minyak dunia tidak mempunyai dampak yang berarti atas kelangsungan
program pembangunan dan roda ekonomi Dubai. Sektor non migas yang selama ini
berperan dalam perkembangan perekonomian Dubai adalah perdagangan, industri,
perbankan, pariwisata, real esate dan sektor jasa lainnya.
dalam tiga tahun terakhir sejumlah US$ 1,9
milyar dari kegiatan ekonomi bergerak di sektor pariwisata yaitu hotel,
transportasi, restoran dan perbelanjaan. Hal ini menyebabkan sektor pariwisata
menjadi lebih penting daripada migas dalam perhitungan GDP. Sumbangan sektor
pariwisata dalam per hitungan GDP 2003 jauh lebih besar dari pada Migas.
Keamanan
yang terus terjaga dan iklim usaha yang menguntungkan menyebabkan Dubai tidak
terpengaruh oleh gejolak politik yang terjadi di kawasan. Para pebisnis
mempunyai pengetahuan khusus mengenai situasi politik di kawasan terutama
posisi Dubai dan PEA dalam kasus politik di Palestina dan Irak. Sikap para
pebisnis ini lebih memantapkan perekonomian Dubai dan PEA pada umumnya. Bahkan
sewaktu pecah peperangan di Irak bulan Maret 2003, roda bisnis Dubai tetap
berputar tanpa hambatan yang berarti, bahkan dunia usaha Dubai mendapat peluang
baru dalam mengail keuntungan dari pro- ses rekonstruksi Irak paska perang.
Dubai adalah salah satu penyuplai yang ditunjuk dalam proyek rekonstruksi Irak
dengan nilai milyaran dolar Amerika.
Selain sektor
migas, pemerintah Dubai tengah meningkatkan penerimaan dari sektor-sektor
lainnya seperti custom, untuk produk umum dikenakan bea masuk 5% namun komoditi
ter-tentu seperti minuman beralkhohol dan rokok dikenakan bea sekitar 30%
sampai 100%. Banyak pula perusahaan pemerintah yang memberikan sumbangan bagi
pendapatan pemerintah.
PUSAT PERDGANGAN
Dubai terkenal sebagai Shopping capital of the Middle East
karena banyaknya pusat perbelanjaan besar di setiap sudut kota. Barang yang
ditawarkan umumnya diimpor dari Eropa dan Asia seperti elektronik, perabotan
rumah tangga, pakaian jadi, sepatu, perhiasan, jam dll dan dijual dengan harga
yang cukup bersaing karena bea masuk rendah yaitu 5%. Beberapa pusat
perbelanjaan yang terkenal adalah :
· Deira City Center merupakan pusat perbelanjaan terbesar di
Dubai yang memiliki sekitar 240 toko, restoran, bioskop, arena hiburan anak2
serta sebuah hotel berbintang lima yaitu Sofitel City Center Hotel.
· Burjuman Center adalah pusat pertokoan untuk barang2
bermerk terkenal dari Eropa seperti Bally, Prada dll.
· Wafi Shopping Mall dibangun dengan arsitektur Mesir kuno
dan terdiri dari sekitar 200 toko.
· Al Gurair City adalah pusat pertokoan pertama yang dibangun
di Dubai, mall ini juga mempunyai beberapa apartemen mewah dan banyak orang
asing tinggal disana.
· Dubai Festival City, Lamcy Plaza, Dubai outlet mall
merupakan mall - mall yang cukup nyaman serta tersedia barang - barang merek
berkelas dunia.
· Ibnu Batuta Mall merupakan mall yang didesain dengan nuansa
bangunan Tunisia, Mesir, China, India, Persia dan Andalusia.
· Mercato mall merupakan mall desain ala nuansa Itali
tentunya terdapat barang - barang buatan Itali selain barang berkelas lainnya.
· Emirates Mall adalah mall yang besar yang memiliki ruang
bermain treking ski dan kereta gantung didalamnya.
· Dubai mall kini merupakan mall terbesar didunia. Selain
shopping mall, terdapat akuarium taman laut raksasa yang dipenuhi berbagai
jenis ikan didalamnya.
PASAR EMAS
Dubai juga terkenal dengan emas sehingga dijuluki sebagai
City of Gold. Pemerintah Dubai membangun sebuah pasar terdiri dari 350 toko
emas yang menjual puluhan ribu model perhiasan emas permata dari seluruh penjuru
dunia. Pasar yang disebut sebagai Gold Souk ini besar sekali dan selalu ramai
dikunjungi para wisatawan mancanegara maupun konsumen lokal. Bea masuk yang
rendah menyebabkan harga emas Dubai cukup kompetitif.
BAB III
KESIMPULAN
Dubai telah berubah selama beberapa dekade terakhir menjadi
pusat bisnis utama di karnakan Dubai memiliki lokasi yang strategis dan
berfungsi sebagai pusat re-ekspor terbesar di Timur Tengah. Biaya
logistic rendah dan operasional dan infrastruktur yang sangat baik,
wawasan internasional dan kebijakan pemerintah liberal menarik investor di
jalan besar. Kegiatan seperti perdagangan, transportasi, pariwisata,
industri dan keuangan telah menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan membantu
perekonomian untuk mencapai tingkat tinggi ekspansi dan diversifikasi.
Perkembangan Negara Dubai yang begitu cepat di karnakan
letak negara tersebut yang strategis dan juga sumber daya alam yang memadai
sehingga tidak heran bahwa Dubai bisa menjadi pusat perdagangan internasional.
Begitu juga pemerintahannya dapat menjadikan semua itu sebagai peluang besar
mereka untuk cepat meng up grade perkembangan Dubai menjadi negara maju dan
cepat bisa bersaing dengan negara-negara maju lainnya dan juga pemerintahan
dubai pintar dalam mencari peluang besar sehingga memanfaatkan pusat
perdagangan untuk membuka sektor pariwisata dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar